Bungotv.co – Industri farmasi dalam negeri terus menggeliat. Apalagi Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri delapan dari sepuluh bahan baku obat konvensional.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong agar terjadi ketahanan obat nasional. Mengingat pada pandemi Covid-19 lalu sempat terjadi kesulitan untuk mendapatkan obat maupun alat kesehatan.
Pemerintah memfasilitasi change source atau pergantian sumber bahan baku impor dengan bahan baku obat produksi dalam negeri untuk industri farmasi. Saat ini industri bahan baku obat nasional sudah dapat memproduksi delapan dari sepuluh bahan baku obat yang paling banyak digunakan di Indonesia, yaitu parasetamol, omeprazol, atorvastatin, clopidogrel, amlodipin, candesartan, bisoprolol, dan azitromisin.
”Change source merupakan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri dan menjadi milestone dalam mewujudkan ketahanan sektor kefarmasian di tanah air,” ujar Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Rizka Andalusia.
Sejauh ini sudah ada 38 industri farmasi yang telah difasilitasi change source untuk lima bahan baku obat dalam negeri. Yakni, clopidogrel, atorvastatin, amlodipine, candesartan, dan bisoprolol.
Lebih lanjut dia menjelaskan, pemerintah menargetkan penurunan impor bahan baku obat sebesar 20 persen. Dengan peran aktif seluruh pemangku kepentingan, ketersediaan obat dengan bahan baku dalam negeri semakin cepat terwujud.
”Melalui change source ini, Kemenkes berupaya untuk meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan di Indonesia,’’ bebernya.
PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia merupakan salah satu industri farmasi yang mendapat fasilitas change source. Business Development Manager PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia Dimas Ranggaditya menyampaikan, program itu merupakan terobosan atau inovasi insentif dan program pemerintah yang sangat efektif dalam rangka mewujudkan kemandirian farmasi dalam negeri. Program change source memberikan dampak pada harga obat yang bisa menjadi murah. ”Kami selaku produsen bahan baku obat dalam negeri sangat mengapresiasi program change source ini,” tuturnya.
Di tempat terpisah, Kepala BPOM Penny K. Lukito menyampaikan bahwa terdapat 1.060 sarana produksi obat bahan alam yang memproduksi berbagai jenis produk, termasuk jamu. ”Hingga saat ini, lebih dari 15.000 obat tradisional, 81 produk obat herbal terstandar, dan 22 produk fitofarmaka terdaftar di BPOM,” ungkapnya.
Lebih lanjut Penny menjelaskan bahwa obat bahan alam berbeda dengan obat konvensional. Bahan baku obat bahan alam seharusnya relatif lebih mudah dikembangkan di Indonesia.
”Ini sejalan dengan arahan presiden bahwa kekayaan dan keragaman hayati Indonesia harus menjadi modal dasar kebangkitan industri obat dalam negeri serta penguatan ketahanan kesehatan masyarakat,” kata Penny.
Sumber : JawaPos.com