Home / Kesehatan / Nasional / Nusantara

Senin, 31 Juli 2023 - 16:11 WIB

Wujudkan Ketahanan Sektor Kefarmasian, 8 dari 10 Bahan Baku Obat Bisa Diproduksi Indonesia

 Bungotv.co – Industri farmasi dalam negeri terus menggeliat. Apalagi Indonesia sudah bisa memproduksi sendiri delapan dari sepuluh bahan baku obat konvensional.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mendorong agar terjadi ketahanan obat nasional. Mengingat pada pandemi Covid-19 lalu sempat terjadi kesulitan untuk mendapatkan obat maupun alat kesehatan.

Pemerintah memfasilitasi change source atau pergantian sumber bahan baku impor dengan bahan baku obat produksi dalam negeri untuk industri farmasi. Saat ini industri bahan baku obat nasional sudah dapat memproduksi delapan dari sepuluh bahan baku obat yang paling banyak digunakan di Indonesia, yaitu parasetamol, omeprazol, atorvastatin, clopidogrel, amlodipin, candesartan, bisoprolol, dan azitromisin.

”Change source merupakan komitmen pemerintah untuk memprioritaskan penggunaan produk dalam negeri dan menjadi milestone dalam mewujudkan ketahanan sektor kefarmasian di tanah air,” ujar Dirjen Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kemenkes Rizka Andalusia.

Baco Jugo :   Lebih dari 1.000 Masyarakat Miskin Sudah Dibantu Dengan SKTM Dumisake Provinsi Jambi

Sejauh ini sudah ada 38 industri farmasi yang telah difasilitasi change source untuk lima bahan baku obat dalam negeri. Yakni, clopidogrel, atorvastatin, amlodipine, candesartan, dan bisoprolol.

Lebih lanjut dia menjelaskan, pemerintah menargetkan penurunan impor bahan baku obat sebesar 20 persen. Dengan peran aktif seluruh pemangku kepentingan, ketersediaan obat dengan bahan baku dalam negeri semakin cepat terwujud.

”Melalui change source ini, Kemenkes berupaya untuk meningkatkan ketahanan sektor farmasi dan alat kesehatan di Indonesia,’’ bebernya.

PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia merupakan salah satu industri farmasi yang mendapat fasilitas change source. Business Development Manager PT Kimia Farma Sungwun Pharmacopia Dimas Ranggaditya menyampaikan, program itu merupakan terobosan atau inovasi insentif dan program pemerintah yang sangat efektif dalam rangka mewujudkan kemandirian farmasi dalam negeri. Program change source memberikan dampak pada harga obat yang bisa menjadi murah. ”Kami selaku produsen bahan baku obat dalam negeri sangat mengapresiasi program change source ini,” tuturnya.

Baco Jugo :    Jelang Hari Bhayangkara Ke-78, Peduli Masyarakat, Kapolres Bungo Sumbangkan Darahnya

Di tempat terpisah, Kepala BPOM Penny K. Lukito menyampaikan bahwa terdapat 1.060 sarana produksi obat bahan alam yang memproduksi berbagai jenis produk, termasuk jamu. ”Hingga saat ini, lebih dari 15.000 obat tradisional, 81 produk obat herbal terstandar, dan 22 produk fitofarmaka terdaftar di BPOM,” ungkapnya.

Lebih lanjut Penny menjelaskan bahwa obat bahan alam berbeda dengan obat konvensional. Bahan baku obat bahan alam seharusnya relatif lebih mudah dikembangkan di Indonesia.

”Ini sejalan dengan arahan presiden bahwa kekayaan dan keragaman hayati Indonesia harus menjadi modal dasar kebangkitan industri obat dalam negeri serta penguatan ketahanan kesehatan masyarakat,” kata Penny.

Sumber : JawaPos.com

 

Share :

Baca Juga

Jambi

Gelapkan Uang Perusahaan Rp 99 Juta, Sales PT Shukaku Ditangkap Polisi

Jambi

Polresta Jambi Kembali Amankan 2 Tersangka Judi Togel

Batanghari

Waspada Penyakit DBD: Tercatat Ada 158 Kasus DBD di Batanghari

Nasional

Semarak Menyambut HUT TNI-AL ke-79, Keseruan Lomba Ojek Ketangkasan di Pos TNI-AL Kuala Tungkal

Ekonomi

Petani di Jambi Dapatkan Ganti Rugi Rp 6 Juta per Hektar dengan Asuransi Pertanian

Batanghari

Waspada Virus Cacar Monyet, Dinkes Klaim Belum Ada Kasus di Batanghari

Jambi

Program Dumisake, Gubernur Al Haris Serahkan Bantuan kepada 1.259 Siswa Tidak Mampu

Jambi

Waspada! Banyak Anak Muda Jambi Tergiur Obat Hexymer dan Tramadol via Medsos, BPOM Temukan 35 Kasus