Home / Nasional / Nusantara / Pendidikan

Senin, 31 Juli 2023 - 15:47 WIB

Pernyataan Nadiem Soal PPDB Dikeluhkan, Langung Buat Klarifikasi

Bungotv.co – Sejumlah pihak menyayangkan statement Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Kebudayaan (Mendikbudristek) Nadiem Makarim soal penerimaan peserta didik baru (PPDB) zonasi. Setelah lama bungkam, Nadiem justru menyebut itu bukan kebijakannya. Melainkan, menteri sebelum dia.

Hal tersebut disampaikan oleh Nadiem saat menjadi pembicara di salah satu acara pendidikan, di Posbloc, Sabtu (29/7). ”Itu zonasi, kebijakan zonasi itu bukan kebijakan saya. Itu kebijakan sebelumnya, Pak Muhadjir,” katanya.

Kendati begitu, ia mengaku bahwa kebijakan tersebut sangat penting untuk dilanjutkan. Karena, kebijakan ini mampu mengatasi kesenjangan antar peserta didik. Meski diakuinya, kerap kena getahnya setiap tahun karena kebijakan tersebut.

Statement tersebut sontak mendapat sorotan dari berbagai pihak. Pengamat Pendidikan Indra Charismiadji mengaku menyayangkan pernyataan tersebut. Mengingat pada kebijakan Merdeka Belajar episode 1 salah satunya tentang PPDB Zonasi. Kemudian, diperkuat dengan Permendikbud nomor 1 tahun 2021 tentang Penerimaan Peserta Didik Baru pada Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, Sekolah Menengah Pertama, Sekolah Menengah Atas, dan Sekolah Menengah Kejuruan.

”Itu kan juga beliau yang tanda tangan,” ungkapnya, Minggu (30/7). Hal ini turut membuatnya menduga, Nadiem tak tahu detail mengenai program-program yang dibuatnya.

Selain itu, dia turut menyayangkan, sikap Nadiem yang saran yang kerap diberikan oleh berbagai kalangan. Menurutnya, masyarakat sipil terus memberikan evaluasi akan program-programnya tapi tidak pernah digubris. ”Kita evaluasi terus sebagai masyarakat sipil, tapi nggak pernah digubris. Gimana coba?” keluhnya.

Baco Jugo :   PPDB Online Belum Dapat Diterapkan Di Seluruh Sekolah

Dia berpendapat, latar belakang Nadiem yang bukan berasal dari bidang pendidikan membuat Mantan Bos Gojek tersebut kurang cermat dalam mengurus pendidikan Indonesia yang begitu pelik. Hingga akhirnya menyalahkan menteri terdahulu. ”Harusnya mengakui memang tidak mampu urus pendidikan Indonesia. Karena memang bukan bidangnya, nggak usah malu,” katanya.

Terpisah, Anggota Komisi X DPR Zainuddin Maliki menyatakan, bahwa harusnya menteri yang menjabat saat ini melakukan perbaikan bilamana dirasa ada kebijakan terdahulu yang kurang. Menurutnya, kebijakan PPDB zonasi ini sejatinya sudah relative bagus. Namun, masih ada kekurangan soal pengawasan di lapangan.

”Pelanggaran yang terjadi di lapangan belakangan menggambarkan lemahnya pengawasan,” tegas Politikus PAN tersebut.

Selain itu, imbuh dia, upaya memberikan pemahaman kepada masyarakat juga masih kurang. Padahal dengan sosialisasi yang memadai, setidak-tidaknya pelanggaran akan berkurang.

Sementara itu, dalam keterangan resminya, Minggu (30/7), Mendikbudristek Nadiem meluruskan mispersepsi mengenai pernyataannya. Dia menyatakan, bahwa dirinya mengapresiasi Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy yang telah menginisiasi program PPDB zonasi saat menjabat sebagai Mendikbud.

Baco Jugo :   Ferdy Sambo Batal Dihukum Mati, Ayah Almarhum Brigadir Yosua Kecewa

Nadiem mengatakan, PPDB sistem zonasi ini dibuat dengan memperhatikan kebutuhan peserta didik untuk dapat bersekolah di dekat rumahnya. Sehingga, menciptakan gerakan gotong royong dalam membangun sekolah bersama-sama dengan tenaga kependidikan, komite sekolah, dan seluruh warga sekolah.

”Segala daya dorong yang selama ini telah Bapak (Menko PMK) lakukan untuk pendidikan Indonesia akan selalu tercatat dalam sejarah untuk kebaikan anak-anak Indonesia,” tuturnya, Minggu (30/7).

Selain itu, dalam diskusi yang digelar Sabtu, dia pun menekankan pentingnya kebijakan PPDB zonasi ini untuk tetap dilanjutkan. Pasalnya, sebelum ada kebijakan ini, banyak orang tua peserta didik yang mendaftarkan anaknya masuk les agar bisa masuk ke sekolah favorit. Belum lagi, ada peserta didik yang secara ekonomi tidak mampu tapi harus membayar sekolah swasta karena tidak lolos masuk sekolah negeri.

”Zonasi adalah contoh ‘legacy’ kebijakan pendidikan yang perlu diteruskan dan disempurnakan. Nah, itu salah satu contoh di mana keberlanjutan itu sangat penting. Jadi ada berbagai macam kebijakan yang sebelumnya ada yang kita dorong, yang kita lanjutkan, dan itu enggak masalah,” jelasnya.

Sumber: JawaPos.com

Share :

Baca Juga

Nusantara

Sebut Sosok Pemimpin Ideal, Masyarakat Bukit Telago Sepakat Untuk Menangkan JADI

Jambi

Pelantikan DPK-IKAPTK Jambi, PJS Gubernur Sudirman Terima Pin Anggota Kehormatan

Hukum

Pemprov Bantah Isu Defisit, Sudirman: Selalu Berimbang Pendapatan dan Pengeluaran

Jambi

Pilkada Serentak 2024, PJS Gubernur Sudirman Optimis Pemilihan di Batanghari Lancar

Jambi

Penghargaan Siddhakarya, PJS Gubernur Serahkan Penghargaan Siddhakarya Tingkat Provinsi Jambi

Jambi

Bakti Nyata Polairut Jambi dalam Melindungi Masyarakat Pesisir dan Menjaga Lingkungan

Jambi

Seminar Internasional, PJS Gubernur Sudirman Tekankan Pentingnya Pembangunan Sektor Pertanian

Jambi

Jelang Pilkada 2024, PJS Gubernur Jambi Terima Audiensi KPU Bahas Road Show Pilkada